Tingginya konsumen e-commerce diproyeksikan akan menambah volume kargo udara pada tahun ini mencapai 5%.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N Hanafi mengatakan kargo udara akan mengalami peningkatan antara 3%-5%. Kecenderungan pada 2016 juga akan ada peningkatan kargo udara mengingat masifnya pasar e-commerce yang mengandalkan kargo udara.
"Orang akan lebih memiliki kargo udara karena lebih cepat. Apalagi para pelaku e-commerce yang mana menginginkan pengiriman barang tercepat dengan harga yang murah, sehingga volumenya mungkin bisa meningkat antara 3%-5%," jelas Yukki kepada Bisnis.com, Senin (7/3/2016).
Yukki memprediksi angka peningkatan total volume kargo udara pada 2016 tak akan jauh berbeda dari target lembaga konsultan Frost and Sullivan yang menyebut volume kargo udara di Indonesia pada 2016 mencapai 1,54 juta ton.
Menurutnya, volume kargo udara sangat dipengaruhi oleh pasar domestik. Yukki menilai, kargo udara hanya akan mengalami beberapa perubahan volume jika pemerintah akhirnya membuat undang-undang yang secara detail mengatur e-commerce.
"Kalau payung hukum e-commerce ini jelas, nantinya aka nada perubahan entah peningkatan atau pengurangan kargo udara," tambahnya.
Gopal R, Global Vice President Transportation & Logistics Practice dari lembaga konsultan Frost and Sullivan, menyebutkan kargo udara di Indonesia akan terus bertumbuh. Menurutnya, alasan kargo udara akan terus bertumbuh karena kargo melalui laut lebih rentan terpengaruh dengan kondisi perekonomian global ketimbang kargo udara.
"Kargo udara itu seperti immortal terutama di dalam pasar domestiknya, sehingga peluang untuk terus bertumbuh lebih besar ketimbang kargo laut," terang Gopal.
Kargo udara hanya terpengaruh dengan sejumlah regulasi dari kargo udara internasional, berbeda dengan kargo laut yang mudah goyah jika dibenturkan dengan pelemahan kurs dan suku bunga. Kargo udaha memiliki pasar tertinggi di dalam negeri.
Berdasarkan data Frost and Sullivan, ada 5 bandara dengan volume kargo udara terbesar yakni Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Soewondo, Bandara Ngurah Rai, Bandara Juanda, dan Bandara Hasanuddin.
Wakil Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengatakan saat ini pengguna jasa aircraft udara baru menyentuh angka 0,05% sangat jauh selisihnya dengan pengguna jasa angkutan darat yang masih sekitar 90%.
"Ini sangat tidak berimbang, maka perlu ada pemerataan angkutan laut dan udara yang masif sehingga 2016 harus bisa arah ke udara dan laut," terang Mahendra.
Mahendra menyebut e-commerce sudah merebut pasar Indonesia. Peluang tersebut dipandang Mahendra sebagai langkah untuk menurunkan biaya logistik. Cari semua Selandia Baru terbaik kasino oleh onlinecasinokiwi.com dan memenangkan uang nyata! Meskipun demikian, dia tak menampik bahwa sebagian besar konsumen juga masih tergantung dengan mekanisme pasar tradisional.
"Jika infrastruktur masih parah, tak menutup kemungkinan pasar tradisional jelas beralih ke e-commerce. Sekarang saja dampak dari industri ecommerce membuat pelaku individu terlibat dalam distribusi sampai akhir, misalnya Go-Box, dia menjadi enabler dari supply chain, juga jasa antar box," tuturnya.